Penyematan medali kehormatan tertinggi dari pemerintah Prancis tersebut dilakukan setelah kedua kepala negara memimpin prosesi upacara penyambutan dan pemeriksaan pasukan. Presiden Macron secara langsung menyematkan medali kepada Presiden Prabowo, disaksikan oleh para pejabat tinggi, jajaran militer, serta para taruna Akmil.
Dalam sambutannya saat jamuan santap siang bersama para kadet di Ruang Makan Husein Akmil Magelang, Presiden Prabowo pun menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas penghargaan tersebut.
“Ini suatu kehormatan yang sangat tinggi kepada saya dan negara. Saya mewakili bangsa Indonesia dan untuk itu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Presiden Republik Prancis,” ujar Presiden Prabowo
Grand Croix de la Légion d’Honneur merupakan penghargaan kehormatan tertinggi di Prancis, yang mengakui pencapaian luar biasa dalam pengabdian kepada negara. Medali Grand Croix hanya diberikan kepada sosok-sosok luar biasa yang dinilai telah memberikan jasa besar, baik di tingkat sipil maupun militer.
Beberapa tokoh dunia yang juga mendapat penghargaan serupa diantaranya adalah peraih nobel perdamaian Muhammad Yunus dari Bangladesh, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Kaisar Akihito dari Jepang, Ratu Maxima dari Belanda, hingga Dwight D. Eisenhower yang merupakan Presiden ke-34 Amerika Serikat.
Penyematan ini menjadi lambang persahabatan mendalam antarnegara, sekaligus bentuk pengakuan global atas peran penting Indonesia di kancah internasional. Sedangkan, dalam konteks kunjungan kenegaraan, medali tersebut menjadi simbol penghargaan atas kontribusi Presiden Prabowo dalam memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Prancis, terutama dalam bidang pertahanan, diplomasi damai, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Sebelumnya suasana khidmat dan penuh kehormatan menyelimuti Lapangan Pancasila Akmil. Presiden Prabowo dan Presiden Emmanuel Macron, hadir bersama dalam sebuah upacara penyambutan resmi yang menjadi salah satu agenda dalam kunjungan kenegaraan Presiden Macron ke Indonesia.
Kedua kepala negara tiba di lapangan upacara dan melangkah berdampingan menuju Mimbar Kehormatan. Upacara dimulai dengan pengumandangan lagu kebangsaan La Marseillaise milik Republik Prancis, dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya.
Komandan Upacara kemudian memberikan laporan resmi kepada Presiden Prabowo selaku Inspektur Upacara. Dilanjutkan dengan prosesi pemeriksaan pasukan menggunakan kendaraan taktis Maung, Presiden Prabowo dan Presiden Macron menyusuri barisan taruna dan taruni yang berdiri tegak dalam formasi penghormatan militer.
Prosesi ini memperlihatkan sinergi simbolik antara dua negara sahabat yang tengah memperkuat kemitraan strategis, tidak hanya di tingkat pemerintahan, tetapi juga melalui pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di sektor pertahanan.
Upacara penyambutan di Akmil juga menjadi momentum kebanggaan nasional, menegaskan bahwa diplomasi Indonesia tidak hanya terbangun di meja perundingan, tetapi juga hadir dalam upacara penuh makna di salah satu tempat pendidikan militer generasi masa depan bangsa.
Usai dilakukan upacara penyambutan dan penganugerahkan Grand Croix de la Légion d’Honneur, suasana penuh antusiasme juga menyambut kehadiran Presiden Emmanuel Macron, dan Presiden Prabowo Subianto, saat meninjau Kelas Bahasa Prancis di Gedung Kelas A, Akmil Magelang.
Setibanya di Gedung Kelas A, Presiden Macron langsung memasuki salah satu ruang kelas didampingi Presiden Prabowo. Presiden Macron tampak bersemangat ketika disambut langsung oleh pengajar bahasa Prancis di kelas tersebut. Bahkan, sesaat setelah masuk, Presiden Macron menyapa para peserta pelatihan dengan sapaan khas Prancis, “Bonjour!” yang langsung disambut senyum dan salam balasan dari para peserta pelatihan.
Dalam suasana yang akrab dan santai, beberapa peserta pelatihan diberi kesempatan untuk berdialog langsung dalam bahasa Prancis di hadapan dua kepala negara. Presiden Macron tampak tersenyum lebar dan memberikan respons hangat sepanjang sesi tersebut.
“Terima kasih banyak. Bagus sekali dan terima kasih karena telah belajar bahasa Prancis. Dan terima kasih atas komitmen ini. Terima kasih karena telah berani mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Prancis di depan Presiden Indonesia dan saya,“ ujar Presiden Macron dengan bangga.
Sementara itu, Presiden Prabowo mendampingi dengan penuh perhatian. Sesekali ia menyapa para peserta pelatihan, bertanya nama dan asal satuan mereka, menciptakan suasana informal yang menghangatkan ruang kelas.
Salah satu peserta pelatihan yang mendapat kesempatan berbicara langsung dengan Presiden Macron adalah Kapten Pnb. Yoga Kertiyasa. Dalam wawancara usai kunjungan, Yoga mengungkapkan rasa bangga dan harunya.
“Perasaan kami sangat bangga karena bisa bertatap muka langsung dengan Bapak Presiden kita dan Bapak Macron. Ini kesempatan yang luar biasa sekali. Pak Macron tadi ingin tahu sampai sejauh mana kami belajar bahasa Prancis di sini. Tadi kami mempresentasikan, bercerita tentang kegiatan kami selama weekend di minggu lalu,” ungkap Yoga.
Kunjungan ini menjadi bagian dari penguatan kerja sama pertahanan dan pendidikan antara Indonesia dan Prancis, khususnya dalam penguasaan bahasa sebagai bekal pengoperasian alutsista strategis masa depan. Lebih dari sekadar kunjungan, kegiatan ini memperlihatkan perhatian serius kedua pemimpin dalam membangun pondasi sumber daya manusia pertahanan yang unggul dan siap menghadapi tantangan global.
Usai mengikuti upacara penyambutan dan meninjau Kelas Bahasa Prancis di Gedung Kelas A, Akmil Magelang, Presiden Prabowo dan Presiden Macron melanjutkan agenda kebersamaan mereka dengan melangsungkan makan siang bersama di Ruang Makan Husein,Akmil Magelang.
Kedua kepala negara tiba di ruang makan disambut hangat oleh seluruh kadet yang telah menanti dengan penuh antusias. Laporan resmi dari Komandan Resimen Korps Taruna membuka acara, sebelum tradisi militer yang kental dimulai.
Presiden Prabowo kemudian memukul lonceng sebagai tanda dimulainya jamuan makan siang. Suara denting lonceng yang bergema di ruang makan bersejarah itu menjadi penanda dimulainya sebuah momen penting—bukan sekadar menikmati hidangan, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan semangat persaudaraan antarbangsa.
Doa makan siang pun dipanjatkan bersama, menciptakan suasana khidmat di tengah suasana hangat penuh kekeluargaan. Presiden Macron juga tampak menikmati kebersamaan yang bersahaja ini, di mana para taruna dan taruni duduk sejajar menikmati hidangan.
Usai seluruh hidangan disantap, Presiden Prabowo kembali memukul lonceng, kali ini sebagai tanda berakhirnya makan siang bersama. Doa penutup dipanjatkan, menutup kegiatan dengan nuansa syukur dan penghormatan.
Komandan Resimen Korps Taruna kembali memberikan laporan penutup, menandai selesainya salah satu rangkaian penting dalam kunjungan Presiden Macron ke Indonesia. Para taruna dan taruni yang turut serta dalam acara tersebut mengaku sangat bangga dan antusias dapat menjadi bagian dalam kunjungan tamu negara ini.
“Saya khususnya sebagai taruna akademi militer senang sekali bisa dikunjungi oleh Presiden negara lain. Karena suatu kebanggaan bagi saya khususnya taruna akademi militer dan rekan-rekan saya sekalian Presiden lain dapat berkunjung ke akademi militer,” ujar Gardan seorang Taruna Akmil.
Senada, Laksita, salah seorang Taruni Akmil juga mengungkapkan rasa bangganya bisa menghadiri jamuan santap siang bersama Presiden Prabowo dan Presiden Macron. Ia berharap, kunjungan ini dapat meningkatkan kerja sama antara dua negara.
“Perasaan kami di sini kami merasa sangat bangga, sangat merasa antusias kerja sama antara Indonesia dan Prancis yang begitu erat untuk kerja sama yang baik ke depannya antar dua negara,” ucap Laksita.
Kegiatan makan siang bersama ini bukan hanya menjadi bagian dari etiket militer, namun juga menyampaikan pesan kuat: bahwa diplomasi tak selalu dibangun di ruang rapat, melainkan juga lewat meja makan—tempat di mana nilai-nilai kesetaraan, saling percaya, dan kemitraan dapat tumbuh lebih akrab dan bermakna. (Casandra Editya/BPMI Setpres)
Posting Komentar