Pengiriman Pasukan Perdamaian Indonesia ke Gaza bukan untuk Bertempur

Pasukan Perdamaian dari Indonesia yang sedang melakukan patroli saat  bertugas menjaga perdamaian di luar negeri. (Foto: ist) 

Jakarta, SBNNEWS.ID
- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ahmad Fuad Fanani, menyebut pasukan perdamaian Indonesia yang akan dikirim ke Gaza bukan ditugaskan untuk bertempur. Melainkan, fokus pada misi kemanusiaan.

Menurut dia, peran pasukan perdamaian Indonesia yang akan dikirim ke Gaza sudah dipertimbangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Itu sudah diantisipasi oleh Presiden Prabowo dan pemerintah, bahwa pasukan yang akan kita kirimkan ke wilayah-wilayah konflik itu bukan untuk bertempur di lapangan," kata Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu (23/11/2025).

Ahmad Fauzi menambahkan, pasukan perdamaian Indonesia akan lebih fokus berkontribusi dalam tugas kemanusiaan seperti pelayanan kesehatan untuk masyarakat Gaza.

Selain itu, juga tugas kemanusiaan lainnya membantu masyarakat di sana untuk mendapatkan konsumsi makanan dan membantu warga yang membutuhkan pertolongan.

"Pasukan yang berkontribusi untuk urusan konsumsi dan kesehatan," ujar Ahmad Fauzi, seperti dikutip Kompas TV.

"Jadi, dia (pasukan perdamaian) membantu masyarakat untuk kesehatan, menolong menyelamatkan korban-korban. Jadi, bukan membawa senjata."

Saat ini, kata dia, Kementerian Luar Negeri tengah berkoordinasi dengan PBB dan negara-negara kawasan terkait kontribusi Indonesia dalam pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza.


Adapun Kementerian Pertahanan memastikan bahwa TNI berada pada posisi siap berkontribusi dalam misi perdamaian di Jalur Gaza.

Namun, seluruh langkah operasional baru dapat dijalankan setelah Presiden menetapkan keputusan resmi menyusul resolusi terbaru Dewan Keamanan PBB.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan, Kolonel Arm. Rico Sirait, menyampaikan Indonesia memiliki rekam jejak kuat dalam peacekeeping operations dan siap mendukung pembentukan International Security Force (ISF) yang baru saja disahkan DK PBB.

“Pemerintah Indonesia pada prinsipnya siap berkontribusi sesuai kapasitas dan pengalaman panjang dalam misi perdamaian. Namun setiap langkah tetap menunggu arahan Presiden,” ujar Rico.

Rico menjelaskan TNI saat ini mematangkan sejumlah aspek teknis, mulai dari kesiapan pasukan hingga logistik yang berpotensi diterjunkan ke Gaza.

Namun, keputusan final terkait jenis kontribusi, jumlah pasukan, skema keberangkatan, hingga jadwal penugasan, belum ditetapkan.

“Seluruh mekanisme dan perencanaan masih dalam pembahasan internal Kemhan dan TNI. Kami menunggu keputusan Presiden mengenai waktu dan bentuk keterlibatan Indonesia,” katanya.

Dengan kata lain, Indonesia telah menempatkan diri pada posisi siap, namun tetap mengikuti tata prosedur diplomatik dan komando negara. (Casandra Editya)


Click to Comment!

0/Post a Comment/Comments