Acara yang berlangsung di Hotel Aston Inn Cilacap ini bertujuan untuk mempererat kerja sama dan melakukan evaluasi terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan Duta Damai dan Duta Damai Santri dalam memerangi radikalisasi, khususnya di dunia digital.
Dalam kesempatan ini, Komjen Pol Eddy Hartono memberikan arahan terkait pentingnya pembaharuan terhadap substansi kontra narasi yang dikampanyekan oleh Duta Damai. Menurutnya, Duta Damai perlu terus mengembangkan materi yang menarik dan relevan bagi generasi muda, serta meningkatkan kegiatan offline seperti kunjungan ke sekolah dan komunitas.
“Hal ini bertujuan untuk mendekatkan pesan perdamaian kepada masyarakat melalui pendekatan langsung. Duta Damai juga bisa bekerja sama dengan Wahid Foundation untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di sekolah,” tutur Komjen Pol Eddy Hartono.
“Peran Duta Damai sangat penting, tidak hanya dalam dunia maya tetapi juga di dunia nyata. Kami mengapresiasi sembari berharap Duta Damai dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak dan menjadi agent of change yang membawa narasi damai di kalangan masyarakat,” sambungnya.
Sementara itu Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Sudaryanto, menekankan pentingnya Duta Damai dalam menjaga ruang digital tetap aman dan bebas dari narasi radikal.
“Di era digital saat ini, media sosial sering kali menjadi tempat bagi penyebaran ideologi radikal yang dapat memengaruhi generasi muda.” Tutur Mayjen Sudaryanto.
Di sisi lain, dalam diskusi tersebut juga disampaikan bahwa terdapat tantangan yang dihadapi oleh Duta Damai, terutama terkait dengan “perang narasi” yang muncul di situs mereka. Beberapa komentar publik yang muncul di situs Duta Damai mengandung pro-kontra, terutama mengenai isu-isu sensitif terkait dengan narasi agama.
Menurut perwakilan Duta Damai, tanggapan terhadap konten yang disampaikan oleh Duta Damai di media sosial menunjukkan adanya dialektika, sekaligus tantangan dalam membahas tema-tema yang dianggap sensitif oleh sebagian masyarakat.
“Kami memahami bahwa tidak semua orang setuju dengan narasi yang kami bawa, dan kami siap untuk terus belajar dan memperbaiki diri,” ungkap perwakilan Duta Damai.
Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Pol Ibnu Suhendra turut mengingatkan Duta Damai akan isu ajakan Foreign Terrorist Fighters (FTF) ke Suriah. Dalam konteks ini, Irjen Pol Ibnu Suhendra, mengingatkan bahwa media sosial menjadi sarana yang efektif bagi kelompok teroris untuk merekrut anggota, termasuk warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
“Duta Damai, memiliki kekuatan di dunia maya untuk membanjiri ruang digital dengan narasi yang benar, memberikan pencerahan, dan meluruskan propaganda yang salah mengenai ajakan bergabung dengan kelompok teroris.” jelas Irjen Pol Ibnu Suhaendra.
Isu penting lainnya yang menjadi pemrbincangan dalam diskusi adalah narasi dalam buku-buku yang sering dijadikan referensi oleh kelompok teroris untuk memperkuat ideologi mereka.
Komjen Pol Eddy Hartono mengungkapkan bahwa BNPT telah mulai melakukan analisis terhadap buku-buku yang digunakan oleh jaringan terorisme, seperti narasi jihad yang sering kali disalahartikan. Ia menekankan pentingnya membangun kontra narasi terhadap ideologi yang berkembang dalam buku-buku ini, dengan melibatkan tokoh agama dan ahli yang dapat mengungkapkan fakta-fakta yang benar.
“BNPT baru saja mengkaji buku pemimpin JAD Aman Abdurrahman. Duta Damai Santri dengan keahliannya dalam bidang agama dapat berperan dalam mengcounter narasi-narasi itu dan memberikan pemahaman yang benar mengenai ajaran agama yang damai,” ujar Komjen Pol Eddy Hartono.
Dalam sesi diskusi, Duta Damai dan Duta Damai Santri Jawa Tengah juga menyampaikan berbagai kegiatan yang telah mereka lakukan, termasuk kampanye perdamaian melalui media sosial dan kunjungan ke sekolah serta pesantren.
Mereka menggaris bawahi pentingnya menjaga nilai-nilai perdamaian dalam narasi yang mereka sebarkan, baik melalui video maupun artikel. Duta Damai Santri, yang berfokus pada pesan-pesan damai dalam konteks agama, menyebutkan bahwa mereka memiliki program pemberdayaan perempuan untuk mencegah radikalisasi, serta kultum di bulan Ramadhan yang menekankan nilai-nilai persaudaraan.
“Duta Damai Santri mengadakan ‘Ngaji Kebangsaan’ di pesantren sebagai bagian dari upaya memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan yang dapat memperkuat semangat toleransi dan perdamaian.” Tutur perwakilan Duta Damai Santri.
Namun menurut mereka, meskipun beberapa kegiatan offline seperti ini mendapat tanggapan positif, mereka mengakui bahwa keterbatasan waktu dan ruang di pesantren menjadi tantangan untuk mengadakan lebih banyak kegiatan serupa di waktu yang akan datang.
Acara silaturrahmi itu juga dihadiri oleh Pasi Intel Kodim 0703/Cilacap Kapten Inf Jurizal, perwakilan Polres Cilacap, dan perwakilan Pangkalan Angkatan Laut Cilacap.
Acara silaturahmi ini diakhiri dengan harapan bahwa Duta Damai dapat terus berperan aktif dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, terutama dalam memerangi radikalisasi dan terorisme di dunia digital dengan bahas anak muda yang lebih relevan. (Wawan)
Posting Komentar