Kunjungan ke Candi Borobudur ini menjadi bagian istimewa dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Macron dan Ibu Negara Prancis Brigitte Macron ke Indonesia.
Di tengah suasana pegunungan dan panorama arsitektur kuno yang memukau, Macron menyampaikan refleksi spiritual dan kulturalnya terhadap situs yang dibangun lebih dari seribu tahun silam itu.
“Dipakai sebagai tempat ibadah juga merupakan adikarya spiritual arsitektur yang merupakan bukti dari keunggulan Indonesia,” ujar Presiden Macron dalam keterangannya usai berkeliling candi.
Menurut Presiden Macron, kehadiran Borobudur yang dibangun sejak abad ke-8 Masehi, serta keberlanjutan perannya hingga kini, menunjukkan kekuatan budaya Indonesia. Salah satunya adalah sebagai sumber inspirasi tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di panggung global.
“Ini adalah demonstrasi dari pengaruh budaya Indonesia yang diingatkan di sini,” lanjutnya.
Presiden Macron juga menyoroti makna spiritual Borobudur yang tak lekang oleh waktu. Candi ini, kata Presiden Macron, tidak hanya sebagai destinasi wisata sejarah, tetapi juga sebagai tempat ibadah yang sarat nilai universal.
“Akan tetapi Borobudur juga menurut saya yang saya katakan adalah tempat ibadah dan ada ratusan ribuan orang yang datang beribadah yang juga menunjukkan pesan universal, toleransi, rasa hormat yang disampaikan oleh Indonesia,” ucap Macron.
Saat mengunjungi puncak Candi, Presiden Macron dan ibu negara Brigitte Macron berkesempatan menyentuh patung Buddha di dalam stupa Candi Borobudur. Ini kerap dikenal dengan istilah Kunto Bimo, mitos yang beredar di masyarakat yang dipercaya bisa membawa keberuntungan.
Momen itu dibagikan Instagram resmi Sekretariat Kabinet @sekretariat.kabinet pada Kamis (29/5) kemarin, tepat seusai Macron bersama Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi Borobudur.
Dalam salah satu foto yang dibagikan, Macron dan istri secara bergantian berupaya menyentuh patung Buddha dengan memasukkan tangan mereka melalui lubang pada stupa.
Saat itu, Macron dan istri didampingi para biksu yang juga hadir di Borobodur. Turut membersamai juga Presiden RI Prabowo Subianto bersama putranya Didit Prabowo, Setkab Teddy Indrawijaya, dan Menbud Fadli Zon.
“Borobudur adalah kesaksian atas kelebihan dari multilateralisme dan spirit kemitraan karena dengan bekerja sama antara pemerintah Indonesia dan UNESCO beberapa dasawarsa lalu telah berhasil melestarikan candi ini dan mendaftarkannya di warisan budaya dunia UNESCO,” ungkap Presiden Macron.
Presiden Macron pun menyampaikan penghormatan tinggi terhadap kekayaan sejarah dan artistik bangsa Indonesia, yang menurutnya tak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga inspirasi bagi dunia.
“Jadi di tempat inilah saya ingin menyampaikan rasa hormat kami yang mendalam, rasa kagum terhadap kekayaan sejarah artistik dan budaya Indonesia. Candi ini bukan hanya monumen melainkan lambang keunggulan manusia, sumber inspirasi untuk seluruh dunia,” ucap Presiden Macron.
“Itulah juga yang menyatukan kita dan sejak kemarin kita membicarakan titik temu kita adalah hubungan yang ada antara budaya, kreasi, unsur pemersatunya dan inilah yang memersatukan kedua bangsa dan rakyat kita,” pungkasnya.
Kunjungan ini sekaligus memperkuat diplomasi budaya antara Indonesia dan Prancis, menjadikan Borobudur sebagai simbol persahabatan dan titik temu peradaban antarbangsa.
“Tadi pagi menteri-menteri budaya kita dan juga beberapa pelaku di bidang kebudayaan hadir di sini. Dan saya ucapkan terima kasih telah menandatangani sejumlah persetujuan dan perjanjian,” ucap Presiden Macron dalam sambutannya.
Presiden Macron menjelaskan bahwa kemitraan kebudayaan ini akan bertumpu pada dua pilar utama. Pilar pertama yakni kerja sama di bidang pelestarian warisan dunia dan pengelolaan museum. Ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki kekayaan warisan dunia yang sangat besar dan Prancis siap berbagi keahliannya dalam bidang ini.
“Ada kerja sama antara Indonesian Heritage Agency dan Centro de Monuments Nationaux. Saya senang akan ada sejumlah orang dari Indonesia yang datang ke Prancis agar kita saling belajar satu sama lain,” ucapnya.
Kajian mendalam terhadap situs-situs warisan prioritas akan dilakukan dengan pendampingan dari berbagai institusi pendidikan dan penelitian di Prancis. Selain itu, kemitraan antara EVO dan Grand Palais Museum Guimet juga telah diluncurkan untuk mempersiapkan berbagai pameran yang melibatkan seniman kontemporer dari kedua negara.
“Kita akan mendampingi untuk tindakan nyata sesuai dengan prioritas yang disampaikan dari mitra Indonesia. Sekolah, pusat penelitian, dan institusi lain di Prancis siap untuk ikut serta dalam inisiatif ini,” jelasnya.
Selanjutnya, Presiden Macron menyampaikan pilar kedua yakni penguatan industri budaya dan ekonomi kreatif. Presiden Macron menyebutkan bahwa industri kreatif berada di inti kehidupan masyarakat dan kemitraan ini bertujuan untuk memberdayakan generasi muda Indonesia dan Prancis yang kreatif dan inovatif.
“Prancis dan Indonesia ingin menjadi lapangan untuk memandirikan kaum muda dan ini adalah kemitraan juga untuk anak muda yang inventif di Prancis dan di Indonesia,” ucapnya.
Beberapa program kerja sama yang disampaikan Presiden Prancis antara lain kolaborasi perfilman antara Pusat Sinema Nasional Prancis (Centre national du cinéma/CNC) dan sekolah perfilman La Fémis. Kemitraan dalam bidang ini termasuk pelatihan, penyebarluasan karya, dan koproduksi film bersama.
“Khususnya kemitraan untuk pelatihan penyebar luasan dan koproduksi bersama dan menjelaskan dalam kemitraan ini membangun, membina model pendanaan suatu dunia perfilman yang tidak hanya tergantung pada model-model besar seperti yang telah dilaksanakan Prancis,” lanjutnya.
Di bidang mode, Presiden Macron mengapresiasi kemitraan dengan inkubator PINTU serta keterlibatan desainer Indonesia dalam Paris Fashion Week. Kemitraan pada sektor kebudayaan ini, menurut Presiden Macron juga akan diperluas ke sektor lainnya seperti gim, desain, gastronomi, dan tata kota berkelanjutan.
“Saya ingin menyapa semua pelaku dari industri kreatif Indonesia yang hadir, yang bakatnya sudah dikenal pula di Prancis baik di Cannes, baik melalui gastronomi ataupun desainer mode busana yang terkenal. Saya juga ingin menyampaikan mengenai metode dengan kemitraan yang seimbang yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Presiden Macron menekankan prinsip kemitraan yang saling menghormati dan menguntungkan. Presiden Macron juga menyampaikan rasa hormat dapat meluncurkan kemitraan ini di Candi Borobudur.
“Ini benar-benar suatu hal yang sangat luar biasa untuk saya. Ini tanda budaya Indonesia dan kita ingin menjadi mitra yang bisa dipercaya, kawan, teman dan saya harap juga untuk kreaturnya. Hidup Indonesia, hidup Prancis dan hidup persahabatan antara kedua negara kita,” tandasnya. (BPMI Setpres)
Sementara itu Presiden Prabowo dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga dan kehormatan atas kunjungan Presiden Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron ke situs bersejarah Candi Borobudur. Kepala Negara menegaskan bahwa Candi Borobudur merupakan mahakarya peradaban yang sarat nilai sejarah dan spiritual, serta mencerminkan kekayaan budaya dan filosofi bangsa Indonesia.
“Ini adalah suatu kehormatan besar kami menerima kunjungan Yang Mulia di situs bersejarah ini, yang merupakan mahakarya peradaban, dan oleh UNESCO ditetapkan sebagai warisan budaya dunia yang kaya akan sejarah dan makna spiritual,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo juga menekankan bahwa Indonesia, sebagai bangsa yang berlandaskan Pancasila, menjunjung tinggi nilai toleransi dan penghormatan terhadap seluruh agama dan kepercayaan. Ia menyebut kunjungan ini sebagai simbol eratnya hubungan persahabatan dan kesamaan nilai-nilai kemanusiaan antara Indonesia dan Prancis.
“Indonesia dan Perancis adalah dua bangsa yang besar, yang memiliki sejarah yang panjang, budaya yang mengakar kuat, dan peradaban juga yang panjang. Kami juga memiliki semangat yang sama, nilai-nilai kemanusiaan yang sama, toleransi, menghormati warisan budaya, menghormati semua agama, kepercayaan, semua ras, semua kelompok etnis,” ucapnya.
“Kita ingin memelihara kehidupan yang harmonis, perdamaian yang baik. Kami percaya hanya dengan persahabatan, kekeluargaan, dan kolaborasi kita semua bisa mendapat kehidupan yang lebih baik,” lanjut Presiden Prabowo.
Mengakhiri sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan optimisme bahwa kemitraan Indonesia–Prancis akan terus berkembang dan memperkuat pertukaran budaya serta kerja sama antar masyarakat kedua negara.
“Saya percaya dan optimis bahwa kemitraan kita akan berlanjut dan menjadi jembatan bagi budayawan, seniman, pelaku industri kreatif, dan semua tokoh-tokoh masyarakat kedua negara kita,” tutur Presiden Prabowo.
Kunjungan ini menjadi bagian penting dari rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Macron ke Indonesia dan sekaligus mempertegas komitmen kedua negara dalam merawat warisan budaya dunia serta menjalin kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang. (Casandra Editya/BPMI Setpres)
Posting Komentar