SBNNEWS.ID - Negeri Matahari Terbit baru saja meluncurkan kapal amfibi terbesar yang dipunyainya, yaitu JS Izumo (DDH-183). Kapal yang resminya ber-designasi DDH itu adalah kapal terbesar yang pernah diproduksi Jepang setelah Perang Dunia Kedua.
Kapal perang yang mampu memuat 14 helikopter itu tentu saja langsung menjadi perhatian di kawasan Asia Pasifik, khususnya Asia Timur terkait dengan sengketa yang terjadi antara Tokyo dengan Beijing dan Seoul.
Apabila dicermati, konsep JS Izumo tak berbeda dengan kapal amfibi Jepang lainnya. Benang merah JS Izumo dengan JS Shirame (DDH-143) dan JS Kurama (DDH-144) adalah kapal yang memiliki fungsi asasi pada peperangan anti kapal selam dan operasi amfibi.
Untuk urusan peperangan anti kapal selam, helikopter SH-60 dan AW-101 akan mengisi geladak utama JS Izumo. Sedangkan untuk operasi amfibi, kapal perang buatan IHI Marine United ini akan command and control hub dalam pertahanan amfibi Jepang.
Soal pertahanan amfibi, hal demikian telah menjadi perhatian Tokyo dalam beberapa tahun terakhir. Jepang memiliki agenda untuk mempertahankan Kepulauan Senkaku dan juga pulau-pulau di sekitar Pulau Nansei dari kemungkinan invasi dan agresi China.
Sehingga upaya memperkuat pertahanan amfibi telah menjadi salah satu agenda penguasa di Tokyo, termasuk pemberian kemampuan Korps Marinir pada satuan JGSDF.
Eksistensi JM Izumo lebih banyak pada agenda dan kepentingan nasional Jepang di sekitar wilayahnya daripada proyeksi kekuatan dari luar wilayah Jepang. Dengan situasi saat ini, kecil kemungkinan Jepang akan melaksanakan proyeksi kekuatan ke luar wilayahnya sebagaimana dulu saat Perang Dunia Kedua.
Harus senantiasa diingat bahwa Amerika Serikat adalah penentu dan pengendali kebijakan pertahanan Jepang sesungguhnya.(DTT)
Posting Komentar