Defile TNI meriahkan Parade Hari Republik India ke-76 di Kartavya Path, Presiden Prabowo jadi Tamu Kehormatan

Kontingen Indonesia yang terdiri dari pasukan defile TNI dan drumband Genderang Suling Canka Lokananta Akademi Militer (GSCL Akmil) turut memeriahkan Parade Hari Republik India di Kartavya Path, New Delhi, pada Minggu, 26 Januari 2025. Presiden RI, Prabowo Subianto, pun turut menghadiri perayaan Hari Republik India ke-76 sebagai tamu kehormatan. Acara tersebut menjadi momen penting dalam mempererat hubungan diplomatik kedua negara yang telah terjalin selama 75 tahun (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

New Delhi, SBNNEWS.ID
- Kontingen Patriot Indonesia sukses memukau warga India dalam Parade Hari Republik India ke-76 yang digelar di Kartavya Path, New Delhi, India, Minggu (26/1/2025).

Sebanyak 189 taruna dari Akademi Militer (Akmil) yang tergabung dalam grup drum band Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL) Akmil, berada di barisan depan saat defile berlangsung, kemudian diikuti oleh 152 prajurit yang berasal dari tiga matra TNI.

Parade tahunan ini merupakan salah satu perayaan terbesar di India. Kehadiran Kontingen Patriot Indonesia menjadi simbol kuat persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan India, yang telah terjalin erat dalam berbagai bidang.

Dengan menampilkan disiplin militer yang rapi berhasil mencuri perhatian publik dan tamu undangan internasional.

Dalam penampilannya, Kontingen Patriot Indonesia yang tergabung pasukan defile dipimpin oleh Letnan Jenderal Bhavnish Kumar sebagai Komandan Defile dalam perayaan Hari Republik India mempersembahkan keharmonian antara kekuatan militer dalam penampilan Drumband Taruna Akademi Genderang Suling Canka Likananta dan pasukan defile prajurit TNI.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pun turut menghadiri perayaan Hari Republik India ke-76 sebagai tamu kehormatan. Acara tersebut menjadi momen penting dalam mempererat hubungan diplomatik kedua negara yang telah terjalin selama 75 tahun.

Acara dimulai dengan kedatangan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan Rashtrapati Bhavan, tempat ia disambut oleh Presiden India, Droupadi Murmu. Keduanya kemudian menaiki kereta kuda menuju Kartavya Path, menyusuri jalanan yang dipenuhi warga yang melambaikan tangan dan menyapa dengan antusias. Perjalanan ini menjadi simbol eratnya hubungan persahabatan antara kedua negara.

Setibanya di Kartavya Path, Perdana Menteri India Narendra Modi menyambut kedatangan kedua kepala negara. Setelahnya, ketiga pemimpin kemudian bergerak menuju mimbar kehormatan untuk mengikuti prosesi pembukaan yang dimulai dengan pengibaran bendera nasional India diiringi lagu kebangsaan dan penghormatan 21 tembakan meriam.

Pasukan defile TNI dan GSCL Akmil tampil memukau penonton dengan kekompakan dan semangat juang yang tinggi, menjadi simbol persatuan nasional dan profesionalisme militer Indonesia.

Dalam kesempatan ini, GSCL memainkan lagu nasional Indonesia “Maju Tak Gentar” dengan tempo yang lebih cepat dan semangat. Penampilan tersebut menuai pujian dan menjadi daya tarik tersendiri dalam parade.

Selain kontingen militer, parade ini juga menampilkan pagelaran budaya dari sekitar 5 ribu seniman dari seluruh penjuru India. Dengan tema “Jayati Jay Mum Bharatam”, mereka membawakan tarian dan musik tradisional yang menggambarkan kekayaan peradaban India kuno hingga modern.

Atraksi lain yang mencuri perhatian adalah motorcycle display yang memamerkan keterampilan dan keberanian pasukan militer India. Parade ditutup dengan flypast spektakuler yang menampilkan 13 formasi udara.

Acara ini ditutup dengan penghormatan nasional, di mana para pasukan memberikan penghormatan terakhir kepada para pemimpin negara. Presiden Prabowo dan Presiden Murmu kemudian kembali ke Istana Rashtrapati Bhavan dengan menggunakan kereta kuda.

Perayaan ini menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia dan India untuk semakin mempererat hubungan bilateral, memperkuat kerja sama strategis, dan menjalin persahabatan yang kokoh di masa mendatang.

Sersan Mayor Dua Taruna (Sermadatar) Lintang Myzard dari Akademi Militer Magelang memimpin GSCL sebagai Penatarama 1 dengan bangga mengatakan bahwa lagu Maju Tak Gentar yang dibawakan GSCL menjadi simbol semangat perjuangan Indonesia di mata dunia.

“Saya sangat bangga terhadap almamater saya terutama Akademi Militer mewakili dari sekian banyak akademi atau drumben yang ada di Indonesia. Saya cukup berkesan di hidup saya, mungkin tidak bisa terulang kedua kalinya,” ujar Lintang.

Latihan intensif yang dilakukan selama lebih dari sebulan, baik di Magelang maupun Cilodong, membuahkan hasil dengan penampilan yang memukau. Menurut Lintang, tantangan terbesar bagi GSCL adalah perbedaan suhu.

“Di Indonesia suhunya 28 derajat, 30 derajat. Di India cukup dingin mungkin karena lagi musim dingin, pagi 5 derajat sampai 10 derajat, sehingga itu membuat kami agak kaget tapi kami dapat mengatasi dengan cepat,” ungkapnya.

Sementara itu, Letda Arm Joshua Mahulette, Komandan Peleton pasukan defile, mengungkapkan kebanggaannya dapat tampil langsung di hadapan Presiden Prabowo, PM Modi, dan Presiden Murmu. Bahkan, ia mengatakan bahwa parade tersebut merupakan momen bersejarah.

“Secara pribadi saya sangat amat bangga karena ini pertama kali dalam sejarah Indonesia tampil diundang bahkan sampai kurang lebih 352 orang. Ini bahkan terbanyak selama India mengundang negara-negara lain. Jadi ini adalah suatu kebanggaan dan suatu kehormatan bagi saya,” ujar Joshua.

Joshua juga menceritakan bahwa pasukan defile telah menjalani latihan selama tiga bulan untuk memastikan langkah, tempo, dan harmoni yang sempurna. Menurut Joshua, kontingen Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat India.

“Tentara India tuh banyak banget pernak-perniknya kan. Nah pas kita tampil, kita kasih lah yang mereka mau gitu loh pernak pernik Lokananta mulai dari yang tenor pake macan, bussdrum pake macan, genderang, belira segala macam dengan keunikan masing-masing,” katanya bangga.

Lalu bagi Sermadatar Tasya Putri Dwifina dari Akademi Militer Magelang, kebanggaan menjadi bagian dari GSCL tidak hanya dirasakan secara pribadi, tetapi juga sebagai kontribusi untuk hubungan bilateral antara Indonesia dan India. Tasya turut menyoroti tantangan teknis dalam memainkan lagu Maju Tak Gentar dengan tempo 120 ketukan per menit untuk menyesuaikan dengan tradisi parade India.

“Dari latihan yang keras, dari latihan kami sehari-hari dan latihan yang terus menerus, kami bisa mengikuti,” katanya penuh syukur.

Ketiga perwakilan Indonesia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas perhatian dan dukungan yang diberikan. Mereka berharap akan mendapatkan lebih banyak kesempatan dan momen serupa di masa mendatang.

“Untuk Bapak Presiden Prabowo Subianto, saya harap kedepannya sama seperti tadi akan banyak event-event seperti ini untuk mempererat hubungan antar suatu negara, hubungan bilateral,” ucap Joshua.

Dengan semangat kebanggaan dan persahabatan, kontingen Indonesia berhasil mempersembahkan penampilan terbaiknya, membawa nama bangsa semakin dihormati di kancah internasional. Parade Hari Republik India ini menjadi bukti bahwa kerja keras, persiapan matang, dan kolaborasi dapat membawa prestasi gemilang. (Casandra Editya / BPMI Setpres)

Click to Comment!

0/Post a Comment/Comments